Review Buku : Laut Bercerita



Judul        : Laut Bercerita
Penulis     : Leila S. Chudori
Penerbit    : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Menurut saya, novel ini bagus banget. Kalau kalian baca novel ini pasti nangis, ceritanya sedih.

Novel ini menceritakan terkait sejarah kelam Orde Baru. Tokoh utama dalam novel ini seorang mahasiswa bernama Laut Wibisono, yang dipanggil Laut. Kisah Laut disini tidak hanya menceritakan terkait kehidupan mahasiswa dan aktivis organisasi, tetapi juga sebagi seorang anak, kakak, dan sahabat. Kehangatan keluarga Laut, yang biasa berkumpul untuk makan bersama pada hari minggu.

Laut dan teman-temannya di Yogyakarta bergabung dalam organisasi yang menyuarakan berbagai hal terkait pemerintahan masa orde baru. Perjuangan mereka yang luar biasa, yang mana harus berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain karena dikejar aparat.

Pada novel ini juga menceritakan keadaan mereka (para aktivis) yang bersuara terhadap pemerintahan pada masa itu. Para aktivis tersebut mengalami penculikan, kemudian disiksa secara fisik dan mental. Penyiksaan yang dilakukan seperti digantung, dicambuk, disengat listrik, berbaring paksa di atas balok es selama berjam-jam, dan penyiksaan lainnya.

Perjuangan pihak keluarga dan sahabat dibantu oleh Tim Komisi Orang Hilang untuk mencari kejelasan dan jejak mereka yang hilang dimana.

Kerinduan orang tua yang menanti anaknya pulang.
Kerinduan seorang adik yang berharap kakaknya kembali.
Kerinduan teman-teman yang berharap mereka dapat berkumpul lagi. 

Dalam buku ini, ada banyak kalimat bagus. Beberapa kalimat yang aku suka seperti perkataan Kinan kepada Laut:
"Setiap langkahmu, langkah kita, apakah terlihat atau tidak, apakah terasa atau tidak adalah sebuah kontribusi"

Puisi Gala untuk Laut:
"Matilah engkau mati. Semoga engkau lahir berkali-kali"

Pesan Laut yang disampaikan Alex untuk adiknya tercinta Asmara Jati:
"Maafkan aku meninggalkan dia ketika bermain petak umpet"

Pada buku tersebut juga ada kalimat-kalimat yang ditulis seperti surat dari Laut untuk Asmara Jati. Baca bagian ini, air mata gak berhenti. 

Selesai baca buku ini, aku simpulkan bahwa penulisnya mampu menggambarkan sejarah perjuangan para aktivis pada masa orde baru, dan perasaan kehilangan dan kasih sayang yang tak akan luntur dari sejumlah keluarga yang ditinggalkan.


Selamat membaca bukunya teman-teman...


Comments

Popular posts from this blog

Jalan-jalan di Yogyakarta

Review Buku : Bukaannya Malas, Cuma Lagi Mager Aja